Kamis, 25 Juni 2015

Bermain Sambil Belajar



10 Desember 2013

Sebelumnya saya, Pulunk, dan Ansel sudah menyusun rencana belajar di luar ruangan beratapkan awan, berdindingkan hutan. Murid usia remaja dan murid kelas bermain bisa belajar sambil bermain bersama.
Kali ini di seberang sungai, pelabuhan kecil menjadi tempat target kita belajar bersama murid. Ansel dan Pulunk mulai memberikan beberapa pertanyaan. Semua murid mulai membuat lingkaran berdiri sama-sama. Sementara beberapa murid yang lain membuat api untuk memasak buat makan siang bersama.”Apa yang kalian ketahui tentang sekolah. Sekolah itu untuk apa?”Tanya Ansel ke murid-murid.

Murid-murid yang tadinya gaduh terpaku diam. Tiba-tiba salah satu murid bersuara ”Sekolah untuk pintar!” Pulunk mengajak yang lain juga untuk berbicara, ”Sekolah untuk jadi manusia,” celetuk Steven. Mendengar peryataan Steven, Pulunk, saya, dan Ansel terpaku.

Setelah itu Ansel memberikan soal Matematika dengan bentuk bercerita. Murid-murid mulai terlihat menyembunyikan jarinya sambil berhitung, murid yang lain mencoba menghapal dalam hati.

Sementara Pulunk dan Ansel bertanya pada murid, saya asik bermain dengan murid-murid yang lain, membuat trik baru seperti berolahraga. Semua tangan dan kaki bergerak sambil menghitung mundur dan selesai dengan berteriak bersama ”Sekola untuk Kehidupan”. Keceriaan pun tergambar di wajah murid-murid. Keesokan harinya, murid-murid mulai kegiatan memotong rumput dan menanam bibit jagung di halaman sekolah.

Bersambung..............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar