Sore itu ada kapal kayu milik pak Herman, pedagang
yang membuat toko kecil di Batas Batu yang akan ke Agats, Habibi langsung
bergegas, ia kemudian mengajak aku untuk ikut, katanya harus mementingkan
kesehatan jadi saya dan Pulunk harus periksa kesehatan ke RSU Agats.
Hari itu tepat pukul 15.00 WIT kita bertolak dari
Batas Batu ke Agats. Hanya empat bungkus biscuit
dan tiga botol air mineral yang kita bawa untuk persiapan di atas kapal kayu
itu sebab perjalanan dengan menggunakan kapal kayu bermesin 40 pk memakan waktu
yang cukup lama melewati sungai-sungai kecil dan arus deras.
Tidak terasa, hari sudah semakin larut, gelap gulita
di tengah sungai, hutan rimba. Hujan
kemarin membuat arus sungai semakin deras,
beberapa kali
mesin mati. Kali
ini kapal yang kita tumpangi terapung begitu saja, kuranglebih satu jam. Motoris yang mengotak atik
mesin, terengah-engah, ia terlihat jengkel, saking gelapnya, Handphone miliknya masuk ke dalam galon bensin. Ia terlihat marah.
Mesin sudah menyala, kali ini motoris akan melewati jalan
pintas sungai kecil namun tidak berhasil, arus yang deras hampir membalik
kapal kayu itu. Beberapa kali kita coba melewati sungai kecil itu namun arus
terus menghantam kapal kayu hingga badan kapalpun bertabrakan dengan tanah di
bibir sungai. Habibi dan saya yang coba membantu menggunakan bambu agar kapal
kayu tidak karam.
Tenaga pun terkuras karena tidak mampu menahan kerasnya arus. Akhirnya kita memilih
untuk tidak melewati jalan pintas itu.
Kita hampir tersesat akibat kabut tebal pada malam
itu, motoris beberapa kali bolak-balik mencari jalan. Mata motoris ditutupi
oleh gelapnya malam disertai kabut. Beruntung motoris masih menguasai jalur sungai-sungai kecil karena sudah sering waktu
pulang-pergi mumugu-agats. Habibi yang mencoba menjadi
komando sambil berdiri di depan
kapal dan mengarahkan jalan tapi
tidak pernah dihiraukan oleh motoris yang sudah mulai khawatir.
Kabutpun tiba-tiba reda, lampu-lampu mulai terlihat ”Sepertinya itu pelabuhan,” Teriak
Habibi. Pelabuhan Sawaerma sudah terlihat, kita berhenti 20 menit di situ untuk
membeli makanan karena air dan biskuit kita tinggal sedikit, motoris kelihatan
letih dan lapar. Setelah membeli makanan, perjalanan lanjut ke Agats, lautan
bebas terlihat, mesin macet lagi, kali ini hampir dua jam kita terapung di
teluk Flaminggo, hingga pukul 03.20 Pagi, kita sampai di Agats. Orang-orang masih
tidur, kita menuju rumah ibu
Maria Goretty, beliau begitu baik mau menerima kita menumpang di rumahnya. Saya, Pulunk, dan Habibi tidur di ruang
tamu. Letih mulai terasa.
Bersambung ..........
Bersambung ..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar