Keesokan harinya, setelah di Agats, saya dan Pulunk
ke RSU untuk periksa darah. Setelah
mendaftar, petugas loket mengarahkan kita ke Unit Gawat Darurat (UGD), Pulunk sempat bertanya
lagi ke petugas loket bahwa kita hanya periksa darah, mungkin harus ke poli
namun petugas tetap mengarahkan ke UGD.”Nanti dokter yang di UGD yang periksa,”
kata petugas tersebut.
Kaget bukan main, pelayanan di UGD begitu aneh.”Dok, kita mau periksa darah, tadi setelah daftar
di loket, petugas loket arahkan kita ke sini, katanya ada
dokternya di sini,” kata Pulunk
menjelaskan. Beberapa dokter terlihat aneh, wajah mereka seakan mengatakan ”Masih bisa jalan, kelihatan agak sehat kok
ke UGD,” padahal tidak semua orang sakit harus tidur terkapar di tempat
tidur.
Dokter yang tadinya dijelaskan oleh Pulunk, sambil
memegang kertas yang disodorkan Pulunk, dengan nada tinggi ”Di sini bukan tempatnya…!! Di sini untuk pasien yang gawat darurat.”Tegas Dokter itu.
Pulunk mencoba jelaskan lagi, bahwa kita diarahkan
oleh petugas loket namun kata dokter tetap sama, malahan beberapa dokter
terlihat tertawa kecil. Akhirnya kita keluar.
”Sepertinya mereka mengira
kita tidak tahu baca bahwa itu UGD..hahahaha.”
Besoknya, Pulunk dan Habibi periksa darah, saya yang
sudah merasa malaria sudah sembuh beristirahat di rumah Ibu Maria Goretty.
Hasilnya, Ternyata selama di lapangan Tipes Pulunk kambuh. Pulunk bukan terkena malaria
sementara Habibi peyakitnya lebih aneh lagi, ia kolesterol tinggi.
Bersambung.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar