Tidak terasa sudah seminggu lebih kita masih di
Agats, padahal rencananya
hanya tujuh hari di sini. Habibi yang rencananya kembali ke Makassar belum juga
mendapat jadwal penerbangan yang pasti hingga tanggal 03 Desember 2013 baru ia mendapatkan
tiket. Sementara jadwal berangkat saya dan Pulunk untuk kembalik ke Batas batu
tertunda hinggal tanggal 07 Desember.
Jenuh mulai menghampiri, sosok murid-murid yang
selalu belajar bersama kita siang dan malam mulai membayangi hari-hari kita,
kali ini tinggal saya dan Pulunk setelah Habibi berangkat. Sementara ibu Maria
masih sakit dan harus dirawat di rumah sakit, sampai kita kembali ke lokasi,
ibu Maria harus dirujuk ke Timika.
Saking rindunya seorang guru Sokola Rimba terhadap
muridnya, beberapa puisi saya pun tercipta dan beberapa bait terakhir puisinya
di tambah oleh Pulunk, berikut puisinya.
Memahami
Gelap Malam
Karya
Faris Bobero & Kusnul Wahyu
Sahabat
muridku
Aku
tak tahu lagi harus menyayikan lagu apa
Lagu
kemerdekaan ataukah lagu duka untuk kita
Sahabat
muridku
Aku
tak tahu lagi menjelaskan perubahan lajunya kerajaan di kota terang
Mari
kita pahami gelap malam
Mungkin
dia akan menjawab bahwa setelah rembulan padam dan pagi akan kembali
Itu
cerita masa depan?
Ataukah
itu roda kehidupan?
Sahabat
muridku
Mari
kita berandai, seperti kita bisa menenun hujan jadikan lembaran kain untuk
seragam jiwa
Supaya
kita selalu berhati damai, sejuk, dan bahagia
Sahabat
muridku bersama kita belajar
Mari
kita bertanya pada alam
sang
guru yang hampir padam.
Agats, Asmat|
04 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar