12
Desember 2013
Mimpi saya sebelumnya ternyata menjadi kenyataan,
Belajar sambil bermain bersama murid-murid di seberang sungai tepatnya di
lokasi Taman Nasional Lorentz, hanya mimpi bertemu dengan buaya yang tidak
menjadi kenyataan. Kebetulan pagi itu, 70 anggota TNI (Zipur dan Yalet) yang ikut
mendiami Pustu tempat kita tinggal, mendapat kunjungan Jenderal, jadi kita
menghabisan waktu bersama murid-murid sampai sore hari.
Untuk sampai ke lokasi taman nasional itu, saya, Pulunk, dan Ansel,
bersama murid-murid menggunakan dua sampan melewati lebar sungai kurang lebih
30 meter dengan arus deras untuk sampai ke lokasi taman nasional itu, sementara
Ansel dan beberapa murid memilih berenang, mencari celah yang arusnya tidak
deras. Sesampai
di sana, beberapa murid perempuan bersama Pulunk membuat api untuk memasak
bubur, murid yang lain mencari kayu bakar dan membawa Kaluang (Sejenis kelelawar) hasil
buruan semalam. Saya dan beberapa murid membuat bivak sederhana untuk tempat
belajar dan beristirahat.
Sebelum makanan matang, kita bermain bola kaki,
saking senangnya Tadius, salah satu murid berteriak saat bola keluar lapangan. ”Bola
haus! Tepat… Tepat! Lempar!” teriak Tadius. Semuanya tertawa. Maksudnya
bola out namun ia sebut haus dan
Tepat! Tepat! Maksudnya cepat! Cepat! Lempar bolanya.
Tidak terasa, hari sudah semakin sore. Awan terlihat gelap dan
angin kencang sepertinya mau hujan. Sebelumnya siang harinya murid perempuan
sudah balik, satu sampan yang mereka tinggalkan ternyata bocor dan hanya
ditempel menggunakan lumpur. Saya, Ansel, Pulunk dan
beberapa murid pulang menggunakan sampan yang bocor itu. Seluruh badan sampan
tidak ada cela kosong, penuh ditumpangi,
sore itu arus semakin deras.
Sebelum sampai ke tengah sungai, air sudah masuk ke
sampan, saya mencoba menutup badan sampan yang bocor itu dengan kedua telapak
tangan dan kaki. ”Ayo kita balik dulu,
perahu kita akan tenggelam sebelum sampai,”
ujar saya yang khawatir namun Tadius yang mendayung meyakinkan bahwa kita akan
sampai sebelum perahu tenggelam.
Sesampai di tengah sungai semua sudah basah. Tas yang berisi kamera
terapung di dalam sampan yang penuh dengan air. Kita mulai panik ”hoi!!!ho!!!” terik saya, Ansel, dan
Pulunk ”Saya baru merasakan pengalaman
seperti ini,” kata Pulunk sambil tertawa dalam kepanikan.
Bersambung...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar